Selasa, 06 Oktober 2015

PRAKTIKUM TITIK BEKU


LAPORAN PRAKTIKUM

PENURUNAN TITIK BEKU LARUTAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Kimia oleh
Bapak Asep Saepudin, S.Pd



Disusun oleh   : Rose Mutiara Suin
XII MIPA 1


SMA NEGERI 1JATIWANGI
Jalan Raya Timur No.02 Jatiwangi

Tahun 2015/2016





PENURUNAN TITK BEKU LARUTAN

A.    TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan waktu pembekuan air dan pembekuan larutan.

B.     LANDASAN TEORI
Titik beku atau titik leleh cairan adalah suhu pada saat fase padat dan cair berada dalam kesetimbangan. Yang paling umum adalah air dan es pada suhu 0°C. Pada kesetimbangan ini dapat diilustrasikan dengan pertahanan es pada suhu 0°C. Pada saat itu es mulai mencair tetapi air di sekitar es pada saat bersamaan juga akan membentuk balok es, dan kesetimbangan ini akan berubah ketika suhu dinaikkan atau diturunkan. Jika suatu zat terlarut ditambahkan pada pelarut, maka titik beku akan mengalami penurunan, misalnya titik beku pelarut murni adalah 0°C maka larutan dengan zat terlarut belum membeku pada suhu 0°C.
Adanya penambahan zat terlarut ke dalam zat pelarut murni dapat menyebabkan penurunan titik beku larutan. Apabila suatu zat terlarut ditambahkan pada suatu larutan, maka diperlukan energi yang tinggi untuk menjadikan larutan menjadi padatan. Energi ini ditunjukkan dengan nilai titik beku, dengan nilai titik beku pelarut murni lebih besar dari titik beku larutan.

C.    ALAT DAN BAHAN
1.      Alat
a.       Plastik es kecil
b.      Termos es
c.       Wadah kecil (untuk menimbang gula)
d.      Gelas ukur
e.       Gelas 2 buah
f.       Pengaduk/sendok makan
g.      Corong
h.      Timbangan
i.        Jam tangan (pengukur waktu)
j.        Alat tulis
2.      Bahan
a.       Air matang
b.      Gula pasir (bruktosa)
c.       Garam dapur kasar
d.      Es balok

D.    LANGKAH KERJA
1.      Siapkan semua alat dan bahan.
2.      Takar air sebanyak 100 mL, kemudian masukkan air yang sudah ditakar itu kedalam plastik es kecil yang sudah disiapkan, lalu ikat ujungnya dengan erat.
3.      Setelah itu, takar kembali air sebanyak 100 mL, kemudian masukkan air yang sudah ditakar kedalam gelas yang disiapkan.
4.      Timbanglah gula sebanyak 10 gram, kemudian campurkan gula tersebut kedalam air yang sudah ditakar dalam gelas.
5.      Aduk larutan gula tersebut sampai merata, setelah itu masukkan larutan tersebut kedalam plastik es kecil yang sudah disiapkan, kemudian ikat ujungnya dengan erat.
6.      Lakukan kembali langkah-langkah tesebut untuk membuat campuran gula sebanyak 20 gram dan air sebanyak 100 mL sebagai larutan pembanding.
7.      Setelah semuanya dikemas dengan rapih maka simpanlah larutan-larutan tersebut dalam suhu yang stabil serta berilah sampel (A, B, dan C) pada masing-masing plastik tersebut (sampel A untuk air, sampel B untuk larutan gula 10 gram, dan sampel C untuk 20 gram).
8.      Pecahkan es batu sampai menjadi bagian kecil-kecil.
9.      Masukkan es batu ke dalam termos es hingga memenuhi setengah bagian tambahkan garam dapur kasar di atas permukaan es tersebut (jumlah es batu dan garam harus seimbang).
10.  Masukkan plastik-plastik kecil berisi air dan berisi larutan gula ke dalam termos es yang berisi es batu dan garam dapur kasar.
11.  Goyang-goyang termos es tersebut agar garam dan es merata, pastikan es batu dalam termos dapat menyelimuti plastik kecil yang ada di dalamnya.
12.  Buanglah air yang mencair dari pembeku agar suhunya menjadi turun, lakukan hal ini hingga plastik kecil berisi air dan berisi larutan gula membeku.
13.  Amati perubahan air dan larutan gula tersebut. Catatlah apa yang terjadi.
14.  Jika sudah padat merata maka keluarkan plastik kecil dari dalam wadah tersebut.

E.     HASIL PENGAMATAN
No
Sampel
Larutan
Volume pelarut (Vp)
Massa terlarut (mt)
Waktu pembekuan
Keterangan
1.
A
Air
100 mL
-
00:22:45.21
Setelah membeku air berubah teksturnya menjadi keras (padat).
2.
B
Gula
100 mL
10 gr
00:41:13.53
Pada saat larutan gula dimasukkan kedalam pembeku warnanya berubah menjadi putih seperti salju, dan setelah membeku larutan gula berubah teksturnya menjadi padat tetapi mudah rapuh.
3.
C
Gula
100 mL
20 gr
01:03:31.07

F.     ANALISIS DATA
Dari data diatas dengan volume yang sama dapat dilihat bahwa sampel A (air) dapat membeku pada waktu 00:22:45.21, sampel B (larutan gula 10 gram) dapat membeku pada waktu 00:41:13.53, dan pada sampel C (larutan gula 20 gram) dapat membeku pada waktu 01:03:31.07. Selain memiliki perbedaan waktu, air dan larutan gula memiliki perbedaan pada teksturnya setelah pembekuan berlangsung. Setelah membeku air berubah teksturnya menjadi keras (padat), sedangkan pada larutan gula saat dimasukkan kedalam pembeku warnanya berubah menjadi putih seperti salju, dan setelah membeku larutan gula berubah teksturnya menjadi padat tetapi mudah rapuh. Dapat disimpulkan bahwa pembekuan larutan gula memiliki tahapan-tahapan sehingga prosesnya lebih lama dan membutuhkan energi lebih besar.

G.    KESIMPULAN
Dalam percobaan tersebut, dapat disimpulkan waktu pembekuan air dan pembekuan larutan dapat dipengaruhi oleh massa terlarutnya. Semakin banyak massa terlarut maka semakin besar energi yang dibutuhkan untuk pembekuan sehingga menyebabkan waktu pembekuan lebih lama.

H.    PERTANYAAN
1.      Apakah pengaruh garam pada percobaan tersebut ?
2.      Mengapa dalam percobaan tersebut temperaturnya harus diturunkan ?
3.      Mengapa air dalam plastik lebih cepat membeku jika dibandingkan dengan larutan gula dalam plastik ?

I.       JAWABAN PERTANYAAN
1.      Pada pencampuran itu garam merupakan elektrolit maka garam dapat menurunkan suhu sehingga suhu menjadi lebih dingin dan larutan dapat membeku lebih cepat.
2.      Karena untuk mempertahankan kesetimbangan antara fase padat dan fase cair. Penurunan temperatur akan mengurangi jumlah molekul pada fase padat menjadi fase cair dan meningkatkan jumlah molekul fase cair menjadi fase padat. Selain itu, temperatur harus diturunkan agar larutan dapat membeku sehingga titik beku larutan terletak pada temperatur lebih rendah dari pada titik beku pelarut murni. Sedangkan es yang tidak di beri garam larutannya tidak berada dalam kesetimbangan. Akibatnya, pada temperatur 0°C larutan belum membeku.
3.      Karena air (pelarut murni) pada suhu 0°C. Pada suhu ini air berada pada kesetimbangan antara fase cair dan fase padat. Artinya kecepatan air berubah wujud dari cair ke padat atau sebaliknya adalah sama, sehingga bisa dikatakan fase cair dan fase padat pada kondisi ini memiliki potensial kimia yang sama, atau dengan kata lain tingkat energi kedua fase adalah sama. Apabila air suhunya turun akan memiliki potensial kimia yang lebih rendah sehingga pada suhu ini air cenderung berada pada fase padat. Sedangkan, larutan gula suhunya akan turun sedikit demi sedikit karena pada umumnya zat terlarut lebih suka berada pada fase cair dibandingkan dengan fase padat, akibatnya pada saat proses pendinginan berlangsung larutan akan mempertahankan fasenya dalam keadaan cair, sebab secara energi larutan lebih suka berada pada fase cair dibandingkan dengan fase padat, hal ini menyebabkan potensial kimia pelarut dalam fase cair akan lebih rendah (turun) sedangkan potesnsial kimia pelarut dalam fase padat tidak terpengaruh. Maka akan lebih banyak energi yang diperlukan untuk mengubah larutan menjadi fase padat karena titik bekunya menjadi lebih rendah dibandingkan dengan pelarut murninya. Inilah sebab mengapa air dalam plastik lebih cepat membeku dari pada larutan gula dalam plastik.






DAFTAR PUSTAKA

Nana sutrisna. 2004. Advanced Learning chemistry 3A. Thrid edition. Bandung : Facil
Parning, Horale, Tiopan. 2012. Kimia 3A. Cetakan pertama. Jakarta : Yudhistira
Parning, Horale, Tiopan. 2012. Kimia 3A. Edisi kedua. Jakarta : Yudhistira
Michael Purba dan Sunardi. 2012. Kimia. Jakarta : Erlangga
Getupbangkit.blogspot.com
Fatur30rahman.blogspot.com
Notechaca.blogspot.com